Kalau Ga Mau Sakit Gigi, Lapor SPT Sesuai Ketentuan !

Hubungannya apa to, bisa-bisanya lapor SPT bikin sakit gigi. Iya, kalo kamu tidak memasukkan (lapor) SPT sesuai ketentuan, bisa dipastikan rasanya kayak sakit gigi !

Kamu tahu kan, rasanya sakit gigi? Bohong banget yang bilang: mending sakit hati daripada sakit gigi. Mendingan ngga dua-duanya deh 😦

Kamu pasti juga tahu kan, penyebab, asal muasal, ceritanya, sampe orang bisa sakit gigi? Anak Paud saja pasti sudah didoktrin, jangan kebanyakan makan permen, coklat dan teman-temannya yang manis-manis, sakit gigi lho ntar! Well, meskipun doktrinasi itu kurang lengkap, tapi udah nyaris betul lah.

Yang seharusnya diajarkan ke bocah-bocah itu, begini, kita sepanjang hari kan makan, otomatis gigi kita kotor karena digunakan untuk mengunyah. Sisa-sisa makanan  yang beraneka jenisnya itu pasti tertinggal di seluruh permukaan dan sela-sela gigi kita. Anjuran dokter gigi sih, kita seharusnya menggosok gigi paling sedikit sehari 2 kali, dilanjutkan pemeriksaan ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. Bila mulai bermasalah, seharusnya segera diperiksakan supaya mendapat penangan lebih lanjut sehingga tidak memburuk.

Biasanya, orang yang sakit hati, eh sakit gigi dink, karena dari awal sudah abai, cuek, seadanya dengan perawatan giginya. Gosok gigi sak sempete, bau sampe ke tetangga sebelah pun ga merasa, rupanya pun rusuh, kalo mulai ada keluhan apapun itu, malesnya minta ampun ke dokter gigi. Ya udah deh, akhirnya menikmati sakit gigi super sedap yang konon  (Alhamdulillaah saya mah ga pernah sakit gigi, makanya bisa nulis gini) sangat menyiksa itu.

Kalo sudah gitu, meskipun akhirnya mau ke dokter, kan sudah ngerasain sakit yang ga ketulungan, udah gitu perawatannya lebih lama prosesnya, dan juga lebih mahal biasanya.

Sama deh, kalo kamu ga lapor SPT sesuai ketentuan.Tidak sesuai ketentuan itu ya misal tidak tepat waktu , tidak  lengkap, tidak benar, dan tidak-tidak lain yang jekas-jelas tidak memenuhi peraturan perpajakan.

Kamu bisa cuek dan santai-santai gitu, untuk sementara waktu. Pada akhirnya, kamu harus rela mendapatkan surat-surat cinta dari fiskus/kantor pajak. Isinya mulai sekedar mengingatkan, menegur, menetapkan sanksi alias denda, menagih sampai dengan memaksa kamu untuk membayar sanksi dan melaporkan SPT yang kamu cuekin tadi.

Jelas kan, lebih merepotkan, lebih bikin ga enak hati, menambah pengeluaran, menyita waktu dan pikiran dan sebagainya.  Lha kalo pada akhirnya sama-sama harus melaporkan SPT sesuai ketentuan termasuk membayar pajak yang terutang, kan mending dari awal dilakoni to?

Atau kamu memang termasuk golongan yang lebih menikmati sakit gigi daripada merawat gigi sejak dini ?

#Fiskusnya daftar jadi dokter gigi 😀

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment